Waktu Indonesia Balongan

Jumlah Pengunjung

Jejak pendapat

Bagaimana menurut anda tentang tampilan website ini?

Powered by BooRoo.com

Bagus0%
Cukup0%
Kurang0%

Create a Free Web Poll

Musik Mp3

http://mp3bus.wapka.me/site_11.xhtml?cmid=24253211&get-artist=&get-title=Nike%20Ardilla%20-%20mama%20aku%20ingin%20pulang
Jumat, 30 November 2012

Pertolongan Pertama (PP)


PERTOLONGAN PERTAMA


Pertolongan Pertama atau biasa disingkat PP, yang lebih dikenal sebagai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah usaha-usaha untuk menangani korban sesegera mungkin di tempat kejadian sebelum tenaga medis mengambil alih penanganan.

Kotak PP

Kotak PP adalah kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang kegiatan pertolongan pertama yang berisi antara lain : perban, mitela, obat merah, dll.

A.     Pendahuluan
Kegiatan Alam Terbuka adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keanekaragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan, meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

Ø  Tujuan PP
1)      Mencegah cidera lebih parah, seperti: -mencegah maut, -mencegah/mengurangi pendarahan, -meringankan rasa nyeri, -mencegah bahaya infeksi.
2)      Menunjang upaya penyembuhan

Ø  Unsur yang berperan dalam setiap kecelakaan
1)      Korban (anak – remaja – dewasa – jenis kelamin – dan sebagainya)
2)      Penyebab (kimiawi – fisika – hayati)
3)      Lingkungan social (rumah – pekerjaan – lalu lintas)
4)      Lingkungan fisik (pakaian – peralatan – material)

Ø  Pelaku PP dapat digolongkan dalam :
1)      Tenaga Profesional,
2)      Tenaga Semi Profesional,
3)      Tenaga Awam.

Ø  Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku PP
Untuk memudahkan menolong, maka di kembangkan Prinsip Pokok melakukan pertolongan pertama (PP), yaitu :
P   =    Penolong mengamankan diri sendiri di tempat kejadian, sehingga
           bebas dari bahaya.
A   =   Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian, sehingga bebas
           dari bahaya.
T   =    Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu
           ada kecelakaan.
U   =    Usahakan menghubungi ambulans, dokter, rumah sakit atau yang
            berwajib (polisi/keamanan setempat)
T   =    Tindakan pertolongan pertama terhadap korban dalam urutan yang
           paling tepat.

Ø  Peralatan PP
Pertolongan yang cepat dan tepat tidak selalu memerlukan alat yang mahal dan modern. Tiap penolong harus dapat bekerja dengan bahan yang ada (improvisasi).
1)      Bahan yang minimal harus tersedia :
1)      Bahan untuk membersihkan tangan/mencuci hama/sterilisasi, misalnya alkohol.
2)      Obat untuk mencuci luka, misalnya air bersih, boor water, providone iodine/betadine.
3)      Obat untuk mengurangi rasa nyeri, misalnya paracetamol.
4)      Bahan untuk menyadarkan, misalnya amoniak, eau de cologne.
2)      Alat minimal yang tersedia :
a)      Pembalut cepat,
b)      Pembalut gulung,
c)      Pembalut segitiga,
d)      Kapas,
e)      Plester,
f)       Kasa steril,
g)      Gunting,
h)      Pinset.

Ø  Pembalutan
Tujuan pembalutan adalah untuk mencegah atau menghindari terjadinya pencemaran kuman dalam suatu luka.
1)      Kegunaan Pembalutan :
-        Penutup luka,
-        Melakukan tekanan,
-        Mengurangi/mencegah pembengkakan,
-        Membatasi pergerakan,
-        Mengikat bidai.
2)      Macam-Macam Pembalut :
-        Pembalut cepat,
-        Pembalut gulung,
-        Pembalut segitiga
-        Plester.
3)      Hal - hal yang perlu diingat dalam melakukan Pembalutan :
-        Awasi muka korban,
-        Balutan jangan kendor karena dapat bergeser dan balutan jangan terlalu erat karena mengganggu peredaran darah, sedapat mungkin pembalutan dilakukan pada waktu korban duduk atau berbaring,
-        Jangan sekali-kali memegang luka dengan tangan dan jangan mengeluarkan sesuatu dari luka kecuali benda kecil yang mudah dikeluarkan.

Ø  Pembidaian
Bidai adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang harus kuat tetapi ringan. Bidai digunakan untuk menahan atau menjaga agar kedua bagian tulang yang patah tidak bergerak (imobilisasi).
1). Prinsip pembidaian :
- Lakukan pembidaian ditempat dimana anggota badan mendapat cidera (korban jangan dipindahkan)
- Lakukan juga pembidaian pada prasangkaan patah tulang, jadi tak perlu harus di pastikan dahulu ada tidaknya patah tulang
- Persendian di atas atau di bawah tempat patah tulang harus di bidai juga agar tidak dapat bergerak.
2). Cara-Cara Pembidaian :
- Siapkan alat-alat selengkapnya,
- Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang di ukur lebih dahulu pada bagian badan penolong atau anggota badan korban yang tidak sakit,
- Ikatan jangan terlalu keras dan jangan terlalu kendor,
- Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan,
- Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan dibawah tempat yang patah,
- Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut di tinggikan setelah dibidai,
- Sepatu, gelang, jam tangan dan alat yang mengikat perlu dilepas.
3). Tujuan Pembidaian :
- Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah,
- Memberikan istirahat pada anggota yang patah
- Nengurangi rasa sakit,
- Mempercepat penyembuhan.

B. Definisi
Pertolongan Pertama atau biasa disingkat PP,yang lebih dikenal sebagai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah usaha-usaha untuk menangani korban sesegera mungkin di tempat kejadian sebelum tenaga medis mengambil alih penanganan, Ini berarti:
1)      Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda,
2)      Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.

C. Dasar-Dasar Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
a)      Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1)      Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2)      Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

b)      Sistematika Pertolongan Pertama (Pelaksanaan PP)
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1)      Jangan Panik
      Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2)      Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya
      Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3)      Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
      Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan (nafas buatan) atau hentakan dada pada si korban, hal ini penting sekali untuk keselamatan si korban demi keselamatan.
4)      Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5)      Perhatikan tanda-tanda shock.
      Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6)      Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
      Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7)      Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

D. EVAKUASI KORBAN
Evakuasi Korban Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Ø  Prinsip Evakuasi
1.      Dilakukan jika mutlak perlu
2.      Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.      Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian

Ø  Alat Pengangutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1.   Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Ø  Bila satu orang maka penderita dapat ;
·         Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak,
·         Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang,
·         Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,
·         Dipanggul/digendong,
·         Merayap posisi miring.
Ø  Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung. Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan, Model membawa balok, Model membawa kereta.

2. Alat bantu
·         Tandu permanen
·         Tandu darurat
·         Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
·         Tali/webbing
Ø  Persiapan Yang perlu diperhatikan:
1)      Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian
2)      Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3)      Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4)      Memilih alat
5)      Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar

0 komentar: